Sejarah Kota Pontianak

Kali ini kami akan membahas mengenai sejarah kota pontioanak, dari sejarah kota pontianak secara singkat, sejarah kota pontianak pdf, sejarah kota pontianak wikipedia, sejarah kota pontianak dan kuntilanak, sejarah nama kota pontianak, peninggalan sejarah kota pontianak, makalah sejarah kota pontianak, berita penampakan kuntilanak dan sejarah pontianak secara lengkap
Sejarah Kota Pontianak - Hari sudah sore dan kebetulan kerjaan pun sudah selesai semua, saatnya untuk menulis artikel di Aelovebel. Ini artikel pertama yang ditampilkan dalam Aelovebel, tapi ini bukan yang pertama saya menulis...

Sebagai pembuka Aelovebel, artikel yang menurut saya pas untuk Aelovebel adalah Sejarah Kota Pontianak. Perlu sahabat ketahui, saya lahir dan dibesarkan di Kota Ini walaupun orang tua saya adalah pendatang dari Pulau Jawa. Jadi tidak ada salahnya saya mencintai tempat kelahiran saya ini.

Pontianak adalah adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Barat, biasanya mendengar kata Kalimantan aja orang sudah membayangkan suku Dayak dan Kuntilanak. Agar ceritanya tidak melebar kita lanjutkan aja Sejarah Kota Pontianak yang saya ambil dari situs resminya Pemkot Kota Pontianak, begini kisahnya:
Sejarah Kota Pontianak

Sejarah Kota Pontianak Secara Lengkap

Berdirinya Kota Pontianak Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak.

Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan. Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Nama Sultan di Kota Pontianak

Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak:
  1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808
  2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819.
  3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855.
  4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872.
  5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895.
  6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944.
  7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945.
  8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950.

Sejarah Kota Pontianak Secara Singkat

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie (lahir 1742 H) yang membuka pertama Kota Pontianak, pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185, untuk kemudian pada Hijriah sanah 1192 delapan hari bulan Sya'ban hari Isnen, SYARIF ABDURRAHMAN ALKADRIE dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Pontianak.

Selanjutnya 2 tahun kemudian setelah Sultan Kerajaan Pontianak dinobatkan, maka pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1778, masuk dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Petor (Asistent Resident) dari Rembang bernama WILLEM ARDINPOLA, dan mulai pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak, oleh Sultan Pontianak.

Bangsa Belanda itu ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama TANAH SERIBU (Verkendepaal). Dan baru pada tanggal 5 Juli 1779, 0.1. Compagnie Belanda membuat perjanjian (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak tentang penduduk Tanah Seribu (Verkendepaal) untuk dijadikan tempat kegiatan bangsa Belanda.

Dan seterusnya menjadi tempat/kedudukan Pemerintah Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat), dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak) dan selanjutnya Controleur het Hoofd Onderaffleeling van Pontianak/ Hoofd Plaatselijk Bestur van Pontianak (bersamaan dengan Kepatihan) membawahi Demang het Hoofd der Distrik Van Pontianak (Wedana) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van Siantan (Ass. Wedana/ Camat) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van Sungai Kakap (Ass. Wedana/Camat).

Asal-Usul Nama Kota Pontianak

1. Nama hantu

Banyak cerita menganggap bahwa nama Pontianak berasal dari hantu kuntilanak. Dikisahkan bahwa ketika Syarif Abdurrahman dan rombongannya yang menyisir hutan sehingga dapat digunakan sebagai tempat untuk pemukiman, kelompok-kelompok yang terganggu oleh makhluk-makhluk astral dari arah hutan. Terletak di delta Sungai Kapuas Kecil, sungai Kapuas besar dan Sungai Landak.

Kelompok terganggu oleh suara mengerikan jeritan dan teriakan yang datang dari tengah-tengah hutan yang dianggap berasal dari makhluk kuntilanak. Banyak anggota kelompok yang takut untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan kemudian pulang ke rumah. Karena gangguan yang dialami oleh kelompok, Syarif Abdurrahman merasa bahwa suara-suara itu sangat mengganggu rombongannya dan menghambat kerja.

Dengan inisiatif, Syarif Abdurrahman membawa meriam ke hutan dan menembakkan meriam di sumber suara. Dan tentu saja, suara-suara yang mengerikan ini secara bertahap menghilang sehingga pekerjaan dapat dilakukan dan kelompok merasa tenang. Namun, ada orang-orang yang mengatakan bahwa suara mengerikan berasal dari sekumpulan bajak laut yang bersembunyi di hutan sehingga tidak diketahui kepada siapa pun. Karena daerah ini masih diliputi dalam hutan lebat sehingga akan terasa aman bagi mereka.

2. Ayunan Anak

Kota Pontianak adalah suatu suku Melayu, yang diceritakan bahwa kota Pontianak berasal dari ayunan anak-anak di sekitar Masjid Jami ' yang biasanya digunakan oleh anak-anak keluarga yang bekerja.

3. Pohon Punti

Punti pohon atau pohon-pohon Ponti berarti pohon tinggi. Pada masa itu, Pulau Kalimantan dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki tinggi pohon besar. Penyebutan pohon ponti jelas dari isi surat antara Hussein bin Abdul Rahman Al-Aidrus untuk Syarif Yusuf Al-pandangan.

4. Pontian

Mulai dari posisi Kota Pontianak yang strategis sebagai Pontian (Stop atau persinggahan). Banyak pelaut atau pedagang membuat lokasi ini persinggahan sementara. Di Malaysia juga ada sebuah tempat yang disebut Pontian yang digunakan untuk tempat penampungan sementara atau berhenti.

5. Kun Tian

Kun Tian adalah pengucapan bahasa mandarin yang berarti "place untuk stop". Orang-orang Cina slang biasanya memberikan tambahan pengucapan pada akhir kalimat atau kata tapi tidak mengurangi atau menambahkan berarti kalimat yang sebenarnya, seperti uang (nga), mobil (aa). Sehingga dalam pengucapan Kun Tian menjadi Kun Tian (na), dan kebanyakan orangtua Cina di Pontianak masih menggunakan Kun Tian merujuk ke Pontianak.

6. Pintu Anak

Makasudnya adalah dua anak sungai yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Dimana lokasi pertama pemukiman di Pontianak berada di delta Sungai Kapuas besar, sungai Kapuas kecil dan Sungai Landak.

Nah jadi itulah sejarah singkat Kota Pontianak, mungkin pada postingan yang berikutnya akan saya bahas lebih kedalam tentang Kalimantan Barat.